• Jl. Kampus Ngurah Rai No.30, Penatih, (0361 - 462617)

project-image

WORK LIFE BALANCE

SINOPSIS

Salah satu faktor penting dalam menciptakan keunggulan dalam bersaing adalah melalui pendayagunaan sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan termasuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Keunggulan bersaing dalam bidang sumber daya manusia dapat tercermin dari kinerja karyawan yang baik. namun hal tersebut tidak terjadi pada BPR yang ada di wilayah sarbagita Bali. Fenomena menyangkut rendahnya kinerja yang terjadi pada saat ini diketahui melalui hasil wawancara pada direksi BPR yang ada di wilayah sarbagita yang digunakan sebagai informan. Berdasarkan study literatur dan observasi yang dilakukan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja adalah dengan adanya Work Life Balace (WLB) dan juga komitmet karyawan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di dalam perusahaan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan BPR yang terletak di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita). Terpilihnya Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Tabanan sebagai tempat penelitian adalah karena perkembangan kedepannya menjadi kota metropolitan. Karyawan BPR yang dijadikan populasi adalah yang menempati posisi middle management dan sudah berkeluarga. Posisi middle management dalam sebuah BPR adalah para kepala bagian yang dijelaskan melalui sebuah struktur BPR. Dimana sebuah struktur BPR terdapat beberapa kepala bagian dalam BPR. Jumlah Kepala Bagian BPR yang terletak di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Tabanan dijelaskan sebagai berikut pada Tabel 4.1 dan Jumlah BPR di Propinsi Bali pada tahun 2021 adalah sebanyak 133 BPR, sebanyak 115 diantaranya berada di Wilayah Sarbagita. Jumlah populasi pada masing-masing kabupaten atau kota di wilayah Sarbagita.

 Hasil penelitian membuktikan bahwa (1) work life balance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, (2) work life balance berpengaruh positif dan signifikan terhadap affective commitment, (3) Work life balance berpengaruh positif dan signifikan terhadap continuance commitment, (4) work life balance berpengaruh positif dan signifikan terhadap normative commitment, (5) affective commitment berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, (6) continuance commitment berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, (7) normative commitment berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, (8) affective commitment memediasi pengaruh work-life balance terhadap kinerja karyawan, (9) continuance commitment memediasi hubungan antara work life balance dan kinerja karyawan, Hal ini berarti continuance commitment memediasi hubungan antara work life balance dan kinerja karyawan secara parsial, (10) Normative commitment  memediasi hubungan antara work life balance dan kinerja karyawan. Hal ini berarti normative commitment memediasi hubungan antara work life balance dan kinerja karyawan secara parsial.

Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai penelitian ini dapat melengkapi literatur sumber daya manusia serta akan menambah pengetahuan baru tentang evaluasi pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya berdasarkan kekuatan nilai dari model hubungan empat variabel yakni work-life balance, affective commitment, continuance commitment, normative commitment  dan kinerja karyawan. Temuan penelitian ini telah memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti seperti dukungan terhadap pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung masing-masing konstruk eksogen terhadap konstruk endogen yang ada.

 

Kata kunci     : work-life balance, kinerja karyawan, affective commitment, continuance commitment, normative commitment.